|
Bukan diri ku
Oleh : Razzi Rahman
info@razzirahman.com
Pernahkah anda mencintai seseorang sehingga anda menangis kerananya?
Pernahkah anda mencintai dia sehingga anda tidak tidur, tidak dapat melelapkan
mata walau sesaat? Mencintainya sedalam-dalam cinta, sehingga anda rela
melakukan apa saja?
Walau terseksa batin, jiwa dan raga anda teruskan jua cinta anda
kepadanya! Bukankah lebih senang jika kita lupakan saja cinta itu? Bukankah lebih mudah
jika kita mulakan sebuah percintaan baru dengan orang baru? Mengapakah awan
mendung berarak hitam itu juga yang kita dambakan? Kesepian yang menusuk kalbu
juga yang diimpikan?
"Sesungguhnya berkata-kata adalah jauh lebih mudah dari melakukannya, kan?!
Dulu ku fikir, mudah untuk aku menukar cinta. Namun kini, pabila langkah ku
longlai, bagai tiada lantai untuk ku mengertak, bagai sapuan angin…aku mengaku
kalah pada sepasang mata yang sangat sukar untuk ku pujuk rayu, apatah lagi
memilikinya."
Hanya yang merasa kan mengerti betapa cintanya aku pada dia…walaupun dia
mencintai orang lain…..ya, panjang helaan nafas ku terhembus sejuk, beku…tak
bermaya…
Cinta ku ibarat semangat yang membara, melakukan apa sahaja demi
kebahagiaannya. Namun cintanya tetap kepada yang lain…walaupun dia merasa betapa
indahnya cinta ku bak pelangi, walau bergetar jantungnya pabila merasai cinta ku
yang sehangat mentari….namun, dia tetap mencintai orang lain. Mengapakah ini
bisa terjadi??
Alangkah sedihnya aku, walau selaut cinta kucurahkan namun sekelumit tak ku
rasai balasannya. Dia langsung tidak tersentuh, tidak terasa…
Bukan salahnya, tetapi salahku yang membiarkan diri alpa dengan manjanya,
manisnya… Mengapa aku harus menaruh seribu harapan pada yang tak sudi? Mengapa
aku membiarkan diri terlamun cinta sepi? Bukankah hanya kesedihan yang pasti
merobek hati?
Apa yang ku fahami, itulah cinta sejati…ibarat mengejar mentari, walau
hangat, walau bisa membakar diri, itulah yang diimpi…
Mata ku bergenang di saat mencoretkan ayat-ayat ku ini, dadaku sebak tak
terperi… sedikit penyesalan melanda di hati, apa bisa ku ubati luka ini? Tiada
siapa yang mengetahui…cuma yang pasti aku dalam dilemma…arah manakah yang harus
ku redahi?
- Berundur dan menikmati kesenangan tanpa kebahagiaan?
- Hanya terus melayan saat manis, yang hanya berasaskan kebahagiaan sementara?
- Atau terus berjuang, walau kekecewaan yang pasti menanti?
Inilah kemelut sebuah percintaan yang sulit untuk dihuraikan. Ramai yang
mengalaminya…ramai yang terkecewa, namun…adakah jawapan untuk semua persoalan
ini?
Jawapan dari ku,
“Walau ku masih mencintai mu, walau ku masih menyayangi mu…ku
harus melupakan mu, ku harus meninggalkan mu…ku harus merelakan kau
pergi…”
Article by :
Razzi Rahman @ Brother Love
www.razzirahman.com
|